Rabu, 21 Juni 2017

TIPS PARENTING : Mudik Ajak Anak Naik Pesawat? Dibawa Asyik Aja Ya

Nah mumpung sebentar lagi arus mudik dan balik Lebaran, saya ingin berbagi pengalaman soal mengajak anak untuk kali pertama naik pesawat. Ya, pasti tak sedikit orang tua memilih naik pesawat untuk pulang ke kampung halaman. Selain menghemat banyak waktu, naik pesawat juga nyaman dan aman. Namuuun....saya yakin tak sedikit orang tua sedikit senewen saat membayangkan harus terbang bersama krucils. Terlebih jika naik pesawat kali ini merupakan pengalaman pertama mereka. Duh! Makin senewen pasti membayangkan hal itu. Soalnya banyak cerita anak-anak sering rewel di dalam pesawat, terutama saat lepas landas dan mendarat. Saat naik pesawat entah itu bepergian ke Bangkok atau Vietnam atau kemana, saya sering lihat orang tua yang terbang bersama anak-anak, mereka pasti rempong bawa ini itu. Ada yang bawa buku mewarnai, mainan kesukaan anak, makanan kesukaan si anak hingga Ipad. Di mata saya, para ortu itu sibuk meng-entertaint si kecil agar tidak mewek selama penerbangan berlangsung! Waktu itu saya masih lajang dan terpikir oleh saya,"Duuuuh masak serempong itu sih bepergian bersama anak?"

Pengalaman pertama saya mengajak putra saya terbang adalah pada September 2016 lalu. Saat itu, Adam putra saya masih berusia 2 tahun. Sebelumnya, pada usia 1 tahun saya sudah mengajak dia naik kereta dan bus. Pengalaman naik kereta api dan bus umum yang penuh sesak penumpang itu berlangsung dengan sukses. Adam tidak mabuk, tidak rewel, tidak masuk angin, tidak ada acara mengambek, mood swing malahan dia sangat menikmati perjalanan. Saat di perjalanan pun, dia lebih banyak bobok hihi....

Adam, 2, berfoto bersama flight attendant Lion Air pada September 2016.

Sejak dia lahir cenger ke dunia saya memang sudah bertekad mengenalkannya kepada dunia yang sangat saya sukai yaitu traveling hihi....dan secara bertahap saya mengenalkannya kepada aneka moda transportasi. Pada saat liburan tahun lalu, saya pingin memberi pengalaman berbeda kepada Adam yaitu NAIK PESAWAT TERBANG. Maklumlah, simboknya ini kan penggemar traveling plus penggemar moda transportasi umum....sooo ibu pun ingin menularkan kesukaan yang sama kepada buah hatinya hehehe. Saya piliih penerbangan jarak pendek terlebih dahulu sebagai ajang pemanasan kepada Adam, yaitu Solo-Jakarta pp. Saya juga nyari low cost carrier, naik di kelas ekonomi pula. Pokoknya bepergian ala rakyat jelatalah hahaha. Karena saya tahu karakter putra saya yang gampang, tidak rewel, tidak moody, dan selalu excited terhadap pengalaman baru maka saya yakin aja dia bakal menikmati pengalaman terbang pertamanya ini. Pokoknya kuncinya adalah jika si ibu hepi dan tenang, saya jamin anak pun ikut hepi dan tenang selama di perjalanan. Anak, terutama yang masih usia balita, itu sangat nyambung dengan ibu. Jadi, bu ibu, usahakan selalu berpikir positif saat bersama anak niscaya semua perjalanan bersama si krucils berjalan lancar dan berakhir hepi.

Kendati demikian saya juga nyiapin mainan playdoh dan makanan kesukaan Adam di dalam tas jinjing yang boleh dibawa di kabin. Yah itu buat jaga-jaga bila Adam bosan. Soalnya saya tahu dia itu agak pembosan. Contohnya aja, nonton film kartun di televisi aja dia hanya bertahan nonton 5 menit. Malah suami saya yang sebetulnya senewen, dia bilang,"Adam itu duduk nonton kartun di teve aja tidak pernah betah sampai 5 menit, apalagi ini duduk di pesawat selama 1 jam!" Tapi saya bantah, saya bilang kan beda nonton teve dengan naik pesawat! Hihihi.... padahal aslinya lebih ngebosenin naek pesawat ya? Bayangin, kita cuma bisa duduk diam berjam-jam di dalam pesawat, tidak bisa lihat pemandangan, lain halnya bila naik kereta api atau bus kita bisa lihat pemandangan di luar jendela.

Jika tips pertama saya sarankan Anda sebagai ortu harus memiliki energi positif, penuh antusiasme dan gairah mereguk pengalaman baru di perjalanan agar anak ikut terbawa aura Anda, maka tips kedua saya sarankan adalah jauh-jauh hari kasih tahu anak bahwa besok kita liburan naik pesawat ya. Lalu, kasih tahu pula hal-hal mengasyikkan yang bisa dia rasakan saat naik pesawat. Pokoknya bikin dia penasaran berat hehehe... Hal itu juga saya lakukan pada Adam, sekali pun saya yakin dia sebetulnya enggak perlu dirangsang seperti itu karena dia itu orangnya asyik-asyik aja diajak kemana pun. Tips ketiga bawa obat-obatan (jika anak sedang sakit) dan beberapa lembar baju (celana, kaus, kaus dalam, kaus kaki hingga jaket dan topi) cadangan di dalam tas jinjing yang bisa Anda bawa di kabin, just in case baju anak basah ketumpahan minuman atau makanan jadi dia punya baju ganti atau anak kedinginan Anda bisa dengan mudah memakaikan jaket. Tips terakhir adalah setelah pesawat mendarat di tempat tujuan, katakan kepada anak,"Gimana? Asyik kan ternyata naik pesawat?" agar anak punya kenangan indah tentang bepergian naik pesawat.

Nhaaa kembali ke pengalaman saya mengajak Adam naik pesawat terbang, pas Hari H, kami check in di Bandara Adi Soemarmo. Di ruang tunggu, Adam terlihat excited melihat ada banyak sekali pesawat datang dan pergi di runway. Dia melihat pesawat-pesawat itu dari kaca ruang tunggu sambil berteriak-teriak,"Weh pesawat! Pesawat! Itu pesawatnya datang, Ibuk!"

Adam melihat pesawat di Ruang Tunggu Bandara Internasional Adi Soemarmo.


Saat naik ke pesawat, kehadirannya langsung menarik perhatian kru kabin. Tapi memang saya perhatikan awak kabin cenderung memberikan perhatian lebih kepada penumpang anak-anak, entah mungkin standar pelayanannya begitu kali ya...saya enggak tahu. Seperti yang sudah saya duga, Adam sama sekali tidak rewel. Dia duduk manis di kursinya. Kru kabin sudah mengingatkan saya bahwa anak yang berusia di atas 2 tahun harus duduk sendiri. I know it. Kan Adam juga saya belikan tiket. Dia punya tiket dengan nomor kursi yang harus dia tempati. Dia hanya menunjukkan rasa takut saat pesawat take off. Hal ini mungkin karena dia duduk di pinggir jendela dan dia melihat pesawat perlahan-lahan menukik ke atas, berasa miring, jadi dia mungkin merasa aneh aja. Dia mencengkeram erat-erat tangan saya sambil bilang,"Ah...ah...ah!" Saya yakinkan dia bahwa enggak apa-apa, ini pesawatnya sedang take off....nanti kalo sudah sampai di atas pesawatnya enggak terasa miring lagi hihi... sejak itu saat pesawat take off di perjalanan pulang, dia tidak menunjukkan ekspresi takut lagi, dia hanya berkata pada dirinya sendiri,"Enggak apa-apa...enggak apa-apa ya Ibuk?" hehehe...Pinter kan? Sebelum kami turun dari pesawat (saya memang sengaja menunggu semua penumpang turun terlebih dahulu), saya pingin memotret Adam di dalam pesawat....eeeh untung mbak-mbak pramugari dengan suka cita juga mau diajak berfoto bersama Adam! Terima kasiiiih ya Mbak-Mbak...Penerbangan Solo-Jakarta berlangsung sukses.


Perjalanan pulang lebih repot lagi karena saya juga harus meng-handle ibu yang menggunakan kursi roda plus bawaan yang bertambah. Tapi Adam itu orangnya asyik aja kok....jadi tidak merepotkan saya. Saya tidak perlu mati-matin meng-entertaint dia hehehe...Kami juga menjadi penumpang terakhir yang turun dari pesawat. Hebatnya lagi, semua kru kabin termasuk kopilot dan pilot pada berdiri berjajar di pintu keluar mengucapkan terima kasih dan menyapa Adam, ada pula yang mengajak high five ke Adam, memuji Adam dan menyentuh Adam...sehingga kami berasa orang penting saja hehehe. Penerbangan Jakarta-Solo juga berlangsung sukses.

Tips terakhir adalah pokoknya bepergian dengan anak usia batita ituu...dibawa asyik aja! hehe...Terima semua pengalaman yang akan Anda dan anak hadapi dalam perjalanan dengan pikiran terbuka, hindari keluh kesah atau memarahi anak...yah pokoknya dibawa asyik ajalah...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar