Selasa, 13 Juni 2017

KESEHATAN REPRODUKSI :Yuk Deteksi Dini Kanker Serviks Lewat Tes IVA dan Papsmear!

Nah, mumpung kepergian aktris Julia Perez alias Jupe karena kanker serviks masih hangat jadi bahan perbincangan, saya mau ikutan nulis tentang pentingnya kita sebagai wanita melakukan deteksi dini kanker serviks. Asal tau aja ya, kanker serviks adalah pembunuh kedua wanita di Indonesia. Aduuuh syereeeem ya!

Penyebab kanker serviks adalah infeksi human papilloma virus (HPV). Infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker serviks punya peluang lebih besar untuk diobati jika terdeteksi sejak fase awal. Menurut Inisiator Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS), Prof. dr. Andrijono SpOG (K), hampir 70-80% pengidap kanker serviks datang berobat ketika sudah stadium lanjut. "Sudah stadium 2B atau 3, sudah enggak bisa diapa-apain lagi

(foto ilustrasi: pavilionforwomen.com)


Nah salah satu cara mendeteksi dini kanker serviks adalah melalui IVA test dan papsmear. Lalu siapa saja yang harus dan wajib melakukan IVA test atau papsmear? Mereka yang wajib dan harus rajin melakukan IVA test dan papsmear adalah mereka yang sudah aktif secara seksual, sangat dianjurkan untuk setidaknya setahun sekali melakukan IVA test dan papsmear. Tapi....sayangnya banyak wanita enggan melakukan tes tersebut. Ada banyak alasan. Alasan pertama takut. Alasan kedua takut ama biayanya yang mahal. Duuuh! Kepingin sehat kok banyak bener alasannya.

Saya pernah mencoba mengajak ibu-ibu di kompleks perumahan saya untuk ikutan tes IVA. Jawabannya macam-macam. Ada yang bilang takut, sakit hingga ke biayanya mahal. Padahal saya sudah ngasih tahu: Sumpah enggak sakit dan enggak pakai biaya alias gratis tis! Eeeh masih pada nolak.

Ikut tes IVA dan papsmear gratis? Beneran gratis? Beneeer....

Kali pertama mengenal IVA Test justru lewat tante saya. Setahun setelah melahirkan anak, tante saya menyuruh saya ikut IVA test. IVA Test merupakan kepanjangan dari inspeksi visual dengan asam asetat. Awalnya saya juga takut ama biaya yang musti saya keluarkan. "Wah kalo harus IVA test di lab pasti mahal!" kata saya waktu itu. Tapi tante saya menyanggah, dia bilang,"Tidak usah ke lab, datang aja ke Puskesmas Colomadu! Di sana setiap Kamis ada program IVA tes gratis!" Mendengar hal ini, saya langsung bersorak kegirangan. Tante saya memberi tahu sejumlah persyaratan sebelum menjalani IVA test antara lain tidak sedang dalam kondisi haid dan tidak habis berhubungan intim. Setelah persyaratan itu terpenuhi, berangkatlah saya ke Puskesmas Colomadu, Karanganyar, yang kebetulan lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal saya. Sebagai orang yang masih buta soal IVA test, saya tidak punya bayangan apapun saat hendak menjalani tes ini. Waktu itu hanya ada dua wanita, yaitu saya dan wanita lain entah siapa namanya. Saya dapat giliran terakhir. Setelah giliran saya, saya disuruh masuk ke ruangan tersendiri (bukan ruang pemeriksaan di Puskesmas). Di ruangan tersebut ada sebuah ranjang lengkap dengan sandaran kaki mirip ranjang untuk orang melahirkan secara normal. Saya disuruh melepas pakaian saya lalu diminta memakai sarung. Sebelum menjalani IVA tes, saya menjalani pemeriksaan payudara. Hasilnya negatif. Lalu saya disuruh berbaring dengan posisi kaki seperti orang hendak melahirkan. Saya disuruh rileks. Setelah itu dokter memasukkan asam asetat ke mulut rahim saya. Rasanya? Mak cless gitu. Enaknya ikut IVA test adalah kita bisa langsung tahu hasilnya positif atau negatif. Hasil itu didapat dari pembacaan perubahan warna mulut rahim oleh dokter. Saya dinyatakan negatif. Wah leganya saya!


Namun karena ketidaktahuan yah saya melupakan moment emas ini untuk vaksin HPV! Padahal seharusnya setelah kita dinyatanya negatif, kita harus segera vaksin HPV! Jadi saran saya kalo Anda sudah dinyatakan negatif, buruan segera suntik vaksin HPV ya!

(Berikut ini standing banner yang menginformasikan ada program papsmear gratis di Lab Budi Sehat)


Berikutnya saya ikutan papsmear gratis. Kali ini program tersebut diadakan salah satu lab swasta di Kota Solo yaitu Lab Budi Sehat. Awalnya saya dapat info dari teman bahwa lab Parahita sedang ngadain program papsmear gratis bagi pemegang kartu BPJS kesehatan. Sebetulnya saya ingin ikut program ini, tapi ternyata saya sedang haid jadi terlewatlah program itu. Untungnya Dewi Fortuna menaungi saya, ada program serupa dari Lab Budi Sehat.Saya pun buru-buru mendaftar program ini. Saya ajak serta ibu. Ternyata, ibu juga pernah ikut papsmear gratis di Lab Prodia Jl Ronggowarsito Solo. "Tapi itu sudah setahun lalu," demikian kata Ibu saya. Dengan adanya program papsmear gratis dari BPJS ini lumayan banget bisa menghemat biaya. Kalo harus bayar sendiri, kita harus merogoh kocek hingga Rp200.000-an sekali papsmear. Untuk prosedurnya lumayan mudah, kita cukup datang ke lab penyelenggara program tersebut sambil membawa kartu BPJS dan KTP. Setelah mendaftar, lalu saya diminta antri. Syarat untuk melakukan papsmear yaitu:

  • Tidak sedang dalam kondisi haid
  • Tidak berhubungan intim minimal 3 hari
  • Minimal 10 hari setelah haid berhenti
  • Tidak perlu berpuasa atau berpantang makanan apa pun

Saya pun masuk ke ruangan. Kali ini hanya disuruh melepas celana dan celana dalam saya. Setelah itu payudara saya diperiksa, hasilnya negatif. Thanks God. Lalu saya disuruh berbaring di tempat tidur dan disuruh rileks. Saya ditanyai: Sebelumnya pernah menjalani papsmear belum? Saya jawab belum, tapi saya pernah ikut IVA test. Lalu petugas lab menjelaskan papsmear itu sedikit berbeda dibandingin IVA test. Pada papsmear, petugas akan mengambil cairan di mulut rahim. Cairan itulah yang akan diperiksa. Oke. Saya diminta rileks. Meski rileks, ketika petugas memasukkan alat ke mulut rahim saya ya agak terasa gimana gitu....rasanya seperti saat kita pasang IUD. Hanya butuh waktu 2 menit, tahu-tahu petugas bilang,"Sudah selesai, Bu!" Lalu saya dipersilakan memakai celana dan pulang. Hasilnya keluar 2 pekan lagi. Hingga saya tulis pengalaman ini di blog, saya belum ambil hasil papsmear saya ke Lab Budi Sehat...soalnya belum sempat sih....hehe.

Nah, itulah sekelumit pengalaman saya ikut IVA test dan papsmear. Mudah-mudahan bisa memberikan gambaran seperti apa sih IVA test, seperti apa sih papsmear itu...dan menghapus ketakutan wanita untuk menjalani IVA test dan papsmear. Jadi sebetulnya upaya pemerintah untuk menekan angka penderita kanker serviks itu sudah nggak kurang-kurang loh, buktinya ada program pemeriksaan IVA test dan papsmear gratis tis. Jadi tinggal kita mau atau enggak membuka mata dan memanfaatkan fasilitas gratisan tersebut.

"Biaya deteksi dini kanker serviks melalui IVA test dan papsmear di Indonesia sendiri sudah terjangkau. Bila IVA test dan papsmear dilakukan, jumlah pasien kanker serviks bisa berkurang, begitu pula dengan stadiumnya. Karena jika sudah mencapai stadium tinggi, maka peluang kematiannya juga menjadi tinggi." (Menteri Kesehatan Nila Moeloek)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar