Rabu, 14 Juni 2017

TIPS PARENTING : Cara Mudah Ajak Anak ke Dokter Gigi

@astridkawai
Adam saat diperiksa oleh dokter gigi. Ada cara mudah ajak anak ke dokter gigi. (@astridkawai)

Mengajak anak ke dokter gigi untuk kali pertama bukanlah hal mudah. Tidak sedikit orang tua belum-belum sudah dipenuhi aneka kekhawatiran misalnya bagaimana ya kalo si kecil nanti tiba-tiba menangis atau menolak diperiksa oleh dokter gigi? Bahkan tak sedikit orang tua mengiming-imingi anak dengan hadiah jika anak bersedia diperiksa di dokter gigi.


Hmmm.... sebetulnya saya ingin mematahkan mitos ini. Saya tahu tidak hanya anak-anak, orang dewasa aja banyak yang ngeper duluan saat mendengar kata dokter gigi. Tapi sebetulnya mengajak anak ke dokter gigi untuk kali pertama jauh lebih mudah dibandingkan orang dewasa. Kenapa? Karena anak kan belum mengerti dokter gigi itu apa, peralatannya apa aja, kerjanya bagaimana dan sebagainya sehingga mengajak anak ke dokter gigi bisa kita jadinya sebagai pengalaman menyenangkan bagi anak. Sementara orang dewasa kan mereka sudah tahu dokter itu kerjaannya apa, peralatannya (yang bikin horor) itu apa aja, dan sebagainya.

Nah, dengan memegang prinsip itu, saya coba mengosongkan pikiran saya dari aneka kekhawatiran yang biasanya menghantui orang tua saat mengajak anak ke dokter gigi. Saya berpikir positif dan dengan berpikir positif otomatis saya menampilkan aura asyik saat mengajak anak semata wayang saya, Adam, ke dokter gigi. Kebetulan dia punya game dentist di telepon seluler dia, jadi makin mudahlah bagi saya untuk membuat "pergi kali pertama ke dokter gigi" itu sebagai sesuatu yang mengasyikkan dan pantas dinanti-nantikan. Jauh-jauh hari sebelumnya, saya sudah mengoroki telinga Adam...dengan mengatakan itu giginya pada hitam-hitam semua, besok ke dokter gigi ya! Saya juga memberi tahu kegiatan apa saja yang bisa dilakukan saat bertemu dokter gigi misal tersenyum memperlihatkan gigi, berkenalan dengan dokter gigi, giginya disorot pakai lampu, dan sebagainya pokoknya berusaha mengisi pikirannya dengan petualangan mengasyikkan sehingga anak tak memiliki ketakutan sama sekali. It really works! Anak terlihat sangat antusias dan tak sabar segera ke dokter gigi. Berkali-kali dia nanya kapan Adam ke dokter gigi? Saya jawab besok Rabu ya, Nak...Ibu mendaftar dulu di klinik dokter gigi.

Dua hari menjelang hari-H, saya kembali mengingatkan. "Besok Rabu ke dokter gigi ya!" Anak saya mengangguk. Lalu dia bilang,"Besok di dokter gigi bisa minta gigi baru ya, Ibu?" Pokoknya dia terlihat sangat antusias menantikan petualangan pertamanya ke tempat praktik dokter gigi.

Tapiiiiii oh tapiiiii.... begitu tiba hari H, apa yang terjadi? Awalnya sih dia antusias masuk ke ruang tunggu di tempat praktik dokter gigi. Dia tanya mana dokternya? Saya jawab bentar, kita duduk di sini dulu, nanti nunggu dipanggil ya. Lalu bu dokter giginya datang. Anak saya bertanya itu siapa? Saya jawab,"Itu bu dokter gigi. Nanti mau kan kenalan?" Anak saya bilang iya. Nhaa...mungkin karena kelamaan nunggu, biasa kaaan anak kecil itu mood-nya turun naik, mood dia langsung turun. Dia berubah pikiran. Dia mengajak pulang! "Enggak mau masuk ke sana!" ujarnya sambil menunjuk ke tempat praktik bu dokter. Dibujuk segala rupa, dia tetap enggak mau. Untung pasien yang sedang digarap bu dokter lumayan lama, sehingga saya dan suami punya banyak waktu untuk membujuk si kecil yang mendadak ngambek! Hadew. Tapi saya tidak berusaha mengiming-imingi dengan hadiah. Saya hanya bilang,"Iya nanti pulang, tapi pintu keluarnya lewat situ dulu!" ujar saya sambil menunjuk ke tempat praktik bu dokter...hihi...

Ajaibnya, begitu si pasien itu keluar dan nama anak saya dipanggil, dia mau diajak masuk. Dengan syarat: digendong ayah! Untunglah bu dokternya sangat ramah dan pandai memikat hati anak. Bu Drg Ririn Nurliyani namanya. Tempat praktiknya di Ruko Baturan, Colomadu, Karanganyar. Oya, kami periksa gigi ini menggunakan kartu BPJS jadinya gratis tis! Hohoho. Bu dokter dengans sabar mengajak anak saya ngobrol, tos, dan sebagainya. Meski pun belum ada tindakan untuk gigi si kecil yang bolong, namun anak saya sudah tak takut lagi. Bahkan dia mau disuruh duduk di kursi periksa setelah dibujuk bu Ririn. Bu Ririn hanya berkata,"Yuk duduk di sana, disorot pakai lampu yuk. Disorot lampu aja kok sama bermain cermin. Saya punya cermin kecil loh." Anak saya pun nurut aja ketika disuruh membuka mulut, disorot pakai lampu dan dicek keadaan giginya. "Nah, enggak apa-apa kan? Seru kan ternyata di dokter gigi? Besok ke sini lagi ya...mmmh mungkin besok saya mau ngasih warna-warni di gigi Adam!" demikian kata Bu Drg Ririn setelah memeriksa kondisi gigi anak saya.

"Menghadapi anak-anak memang harus sabar dan tidak bisa langsung diambil tindakan. Takutnya kalau langsung diambil tindakan, anak malah takut dan tidak mau pergi ke dokter gigi. Jadi, untuk langkah pertama saya harus membujuknya supaya dia mau duduk dulu di kursi panas itu dan melihat aneka peralatan dokter gigi yang mungkin terlihat menakutkan. Saya ingin dia kenal dulu dengan peralatan tersebut," jelas Drg Ririn tentang metode dia menghadapi pasien anak-anak.


Setelah itu, kami pun pulang. Aaaaah....leganya luar biasa! No drama, no fears, no tears, no yealing. Pokoknya benar-benar berakhir bahagia deh. Saya sebagai orangtua bahagia, anak juga bahagia (karena tidak merasa dipaksa duduk di kursi panas hahaha). Berikut ini tips supaya anak tidak menganggap dokter gigi sebagai sesuatu yang menakutkan:

  • Beritahu jauh-jauh hari sebelumnya mengapa dia harus pergi ke dokter gigi.
  • Ajak anak membayangkan aneka kegiatan mengasyikkan yang bisa dilakukan saat nanti ketemu dokter gigi.
  • Mendekati hari H, jangan lupa untuk ngingetin lagi kita mo pergi ke dokter gigi ya besok.
  • Pilihlah dokter gigi yang ramah anak, tempat praktik mengasyikkan.
  • Bila perlu ambillah nomor antrian seawal mungkin untuk menghindari mood anak ngedrop karena kelamaan nunggu di ruang tunggu atau dia terlanjur mendengar aneka suara horor dari tempat praktik dokter gigi (anak saya kebagian nomor 2 jadi enggak terlalu lama antri).
  • Setelah selesai, jangan lupa berilah pujian pada anak dan sekali lagi tekankan kepada anak bahwa ke dokter gigi tidak menakutkan dan tidak menyakiti anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar