Selasa, 20 Juni 2017

KESEHATAN GIGI :Gigi Susu Anak Telanjur Geripis, Saya Harus Bagaimana?

"Toloooong....gigi susu anak saya telanjur geripis! Lalu saya harus bagaimana?"

Niat awal saya bikin blog ini sebenarnya adalah untuk mencurahkan kegalauan plus isi hati saya, ditambah pengalaman-pengalaman yang saya rasakan, mudah-mudahan ada ilmu atau manfaat yang bisa dipetik orang lain. Saat menulis entry ini pun sebetulnya saya masih dirundung galau tingkat dewa. Saya tak henti-henti menyalahkan diri saya, menangis, hingga meminta maaf kepada anak saya. Kenapa? Karena saya termasuk ibu yang malas! Anak pun kena akibat kemalasan saya. Saya malas membaca, saya malas ngopeni anak, saya malas merawat giginya....

Ya!
Gigi anak saya bagian depan geripis. Belum habis sih. Tapi warnanya kehitaman, mengerikan sekali wujudnya. Waktu itu saya tak habis pikir, ni anak rajin gosok gigi tiap mandi dan tiap mo bobok malam tapi kok giginya kayak gini? Saya coba searching di Internet, di blog-blog...tetap saja tak mampu memuaskan rasa ingin tahu saya. Akhirnya, saya ajaklah dia ke dokter gigi. Pilihan saya jatuh kepada Bu Drg Ririn Nurliyani BR di Ruko Baturan, Colomadu, Karanganyar. Selain bisa periksa pakai kartu BPJS Kesehatan, tempat praktik Bu Ririn juga tak jauh dari rumah saya. Untung bu dokternya sangat friendly ke anak sehingga anak saya dengan mudahnya membuka mulut, kasih lihat gigi dia yang rusak. Begitu melihat gigi anak saya, bu dokter langsung tahu penyebabnya. "Ini pasti kalo habis minum susu, giginya enggak dibersihin!"

Deg. Mati saya. Saya langsung ingat kebiasaan putra saya, saat terbangun dari tidurnya di tengah malam, dia sering minta minum susu. Susunya pun UHT rasa cokelat! Dan karena saya terlanjur ngantuk, capek atau malas (yah beda-beda tipislah antara malas dan menyerah pada rasa capek), biasanya setelah putra saya minum susu, saya langsung tidur gitu aja seperti anak saya.
Tempat praktik Bu Drg Ririn Nurliyani.
 Ternyata itu pemicunya! Gula pada susu berubah menjadi asam dan merusak gigi.
Sebetulnya, kata Bu Ririn, minum susu manis enggak apa-apa asalkan setelah anak minum susu suruh dia berkumur-kumur pakai air putih untuk menetralkan susu di mulutnya. "Atau, ibu yang harus aware. Setiap anak habis minum susu, meski pun anak tidur, ibu harus bersihin giginya pakai lap basah!" kata Bu Ririn.
Hadhew... ituuuu yang tidak saya lakukan! Tapi seperti kata pepatah: nasi sudah telanjur menjadi bubur, kan tidak mungkin kita meminta bubur diubah menjadi nasi lagi iya kan. Yang bisa saya lakukan adalah melakukan pencegahan.

Saya ingat, dulu gigi saya ada yang geripis juga. Lalu, oleh dokter, gigi saya dikasih gigi palsu yang dipasangkan di gigi asli. Prosedur perawatannya sangat mudah yaitu awalnya gigi saya yang geripis itu dibersihin dulu berkali-kali, lalu disuruh minum antibiotik juga, setelah benar-benar bersih dan enggak terasa sakit lagi barulah dokter memasangkan gigi palsu untuk melindungi gigi asli. Dengan adanya gigi palsu itu maka geripis di gigi saya tidak meluas. Lalu, saya tanya Bu Ririn bisa enggak gigi anak saya dibikinkan semacam jaket atau pelindung?

Apa jawabannya?

"Enggak bisa, Bu. Untuk kasus gigi susu yang sudah telanjur geripis seperti ini tidak bisa dikasih jacket atau gigi palsu. Soalnya dia kan gigi susu, sebentar lagi ganti. Kalau dicabut juga enggak boleh karena gigi susu kan berfungsi sebagai penuntun gigi tetap yang akan tumbuh. Kalau gigi susu dicabut, nanti gigi tetapnya kesulitan tumbuh atau tumbuh tapi tempatnya uyel-uyelan."

Jadi, saya harus bagaimana dong? Saya khawatir kerusakan gigi itu meluas dan bikin anak sakit gigi.

"Hal yang bisa ibu lakukan hanyalah menjaga kebersihan gigi putra ibu plus menjaga daya tahan tubuhnya. Selama daya tahan tubuh anak bagus, niscaya dia terbebas dari sakit gigi," jawab Bu Ririn.

Hadhew...ya sudahlah. Padahal kata Bu Ririn gigi tetapnya akan tumbuh saat anak berumur 6-7 tahun. Sedangkan anak saya umurnya masih 3 tahun. Artinya, masih lamaaa baru dia dapat ganti gigi yang bagus! Ya sudahlah. Anggap aja ini sebagai penebusan dosa saya karena melalaikan tugas utama saya sebagai seorang ibu yang kudu aware juga terhadap kesehatan dan kebersihan anak. Maafkan ibu ya, Nak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar